Menjual barang-barang bekas atau biasa disebut thrifting adalah bisnis yang digemari oleh para anak muda, terutama generasi z. Bisnis ini berfokus pada bisnis fashion, walaupun barang apapun bisa dijual.
Praktik berbelanja barang bekas atau “thrifting” mulai populer pada pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20 dengan didirikannya organisasi seperti Salvation Army dan Goodwill. Pada awalnya, penjualan barang bekas ini merupakan upaya penggalangan dana, di mana organisasi-organisasi tersebut menerima sumbangan barang bekas dari para donatur untuk dijual. Pendapatan dari penjualan barang-barang bekas tersebut kemudian disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Perbedaan Thrift dan Preloved
Jika Anda tertarik dengan bisnis thrifting, ada beberapa hal yang perlu Mas Gun jelaskan sebelumnya. Sebagai catatan awal, thrifting berbeda dengan barang preloved.
Perbedaan tersebut terlihat dari asal barang yang dijual. Dalam thrifting, barang-barang bekas biasanya diperoleh dari supplier atau importir, sementara dalam preloved, barang-barang tersebut berasal dari kepemilikan sendiri.
Selain pakaian, barang-barang yang dijual juga meliputi tas, sepatu, jam tangan, buku, produk rumah tangga, dan perhiasan. Dengan keahlian dalam memilih, pelanggan dapat menemukan barang-barang berkualitas yang masih layak dijual di pasar thrift. Selain itu, bisnis ini juga berkontribusi dalam menjaga lingkungan karena mendorong penggunaan kembali barang bekas dan mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan.
Barang yang Dijual
- Pakaian
Pakaian menjadi produk utama yang banyak dijual dalam bisnis ini. Kategori produk ini mencakup berbagai jenis pakaian seperti kemeja, celana, rompi, dan lainnya. Umumnya, para gen-z menyukai kaos-kaos musisi untuk dipakai.
- Jam Tangan
Jam tangan, terutama yang berasal dari merek premium atau terkenal seperti Patek Philippe, Rolex, atau Hublot, juga dapat menjadi pilihan produk yang menarik untuk dijual. Merek-merek tersebut mungkin terdengar mahal, tetapi bagi para pecinta jam, bisnis Anda ini bisa menjanjikan karena sudah ada pasarnya.
- Tas
Tas adalah salah satu produk yang banyak diminati dalam bisnis thrift shop. Semakin terkenal merek tas yang Anda jual, semakin tinggi pula nilai jualnya. Penting untuk memahami target pasar Anda agar dapat menyesuaikan jenis tas yang ditawarkan.
Diminati Gen-Z
Ada banyak alasan mengapa bisnis thrift menjadi pilihan para generasi z. Mas Gun akan menjelaskan satu per satu.
Populer
Salah satu alasan utama mengapa bisnis ini menjanjikan adalah karena diminati oleh konsumen muda atau usia produktif. Berdasarkan penelitian, ditunjukkan bahwa remaja atau usia produktif memiliki kecenderungan konsumtif yang tinggi. Di Indonesia, jumlah penduduk usia produktif juga cukup besar.
Tren
Thrift shop merupakan salah satu bisnis kekinian di Indonesia dan sedang trend saat ini. Selain populer, bisnis ini juga diminati oleh orang-orang yang menjadikan pakaian sebagai bagian dari gaya hidup mereka.
Menjadi Kebutuhan
Produk yang dijual thrift shop dapat memenuhi kebutuhan banyak orang, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah. Mereka dapat memperoleh barang-barang yang mereka butuhkan dengan harga yang terjangkau.
Modal Kecil Untung Besar
Salah satu alasan memilih bisnis thrift shop adalah modal yang dibutuhkan relatif kecil, namun potensi keuntungan besar. Meskipun modalnya sedikit, tetapi bisnis ini bisa menghasilkan keuntungan yang signifikan.
Banyak Platform untuk Menjual
Alasan terakhir adalah ada banyak platform online seperti e-commerce yang dapat digunakan untuk menjual produk thrift shop. Hal ini memudahkan para pelaku usaha dalam menjangkau konsumen potensial secara lebih luas.
Tertarik memulai bisnis thrift? Mulai dari sekarang. Cari supplier yang terpercaya. Lakukan riset pasar, kemudian promosikan kepada orang lain, seperti teman kuliah, teman komunitas, dan melalui media sosial.